top of page
작성자 사진rlxonorg

Penganiayaan dan Hak Istimewa (Matius 5:10-12)

Pada tahun 2008, Christian Bale, aktor yang memerankan Batman dalam film The Dark Knight, mengatakan dalam sebuah wawancara.

“Terkadang melakukan hal yang benar dapat membuat Anda lebih terisolasi.”

Gagasan tentang seorang pahlawan yang memberikan segalanya untuk melindungi sebuah kota dari teror Joker yang jahat, hanya untuk kemudian dijebak sebagai pembunuh, adalah gagasan yang sangat menggugah. Kita semua pernah mengalaminya: membela kebenaran, hanya untuk dicap sebagai pembohong; mencari keadilan, hanya untuk dicap sebagai penjahat... Ini adalah tema yang umum di banyak film, acara TV, dan novel, termasuk Batman.

Namun, bukan hanya di film - kita melihat situasi serupa di sekeliling kita. Karyawan yang menolak untuk menyontek di tempat kerja dan dikucilkan, siswa yang menolak untuk menyontek di sekolah dan diintimidasi, orang yang mengatakan yang sebenarnya dan dihukum karena melakukannya... Seolah-olah melakukan hal yang benar terkadang dianggap salah di dunia ini.

Kita bertanya-tanya: mengapa begitu sulit untuk melakukan hal yang benar? Bagaimana kita bisa hidup di dunia di mana kejujuran bisa menjadi sesuatu yang merugikan?” Banyak dari kita yang akhirnya berkompromi dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan ini: ‘Saya hanyalah salah satu dari sekian banyak orang...’, ‘Sekali ini saja...’, ‘Semua orang melakukannya...’.

Tetapi Yesus memiliki pesan yang sangat berbeda untuk orang-orang yang berada dalam situasi ini. “Berbahagialah orang yang dianiaya oleh karena kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.” “Berbahagialah kamu,” kata Yesus, ‘karena kamulah yang empunya Kerajaan Surga.’ Dia berbicara kepada orang-orang yang melakukan hal yang benar, tetapi kehilangan uang dan dikucilkan.

Bagaimana mungkin penderitaan, ketidakadilan, dan dianiaya karena melakukan hal yang benar dapat menjadi berkat? Mengapa Yesus menyebut situasi ini, yang jelas-jelas tidak menguntungkan dari sudut pandang dunia, sebagai berkat?

Hari ini kita akan bersama-sama menyelidiki makna dari paradoks yang luar biasa ini, dan dengan melakukannya, kita akan merenungkan apa artinya hidup benar di dunia yang sulit ini.

Pelajaran 1: Sikap yang benar terhadap penganiayaan yang diberkati

Kita melihat dalam kehidupan kita bahwa kebenaran dan keadilan disertai dengan penganiayaan, dan ketika menghadapinya, kita berpaling. Kita berkompromi. Kita membenarkan diri sendiri dan berhenti melakukan kebenaran. Tetapi Alkitab menyatakan bahwa mereka yang dianiaya oleh karena kebenaran akan “diberkati”. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Untuk memahami hal ini, kita perlu melihat kembali keselamatan kita seolah-olah itu adalah sebuah langkah Go. Setelah pertandingan yang hebat, para ksatria Go mengulang kembali gerakan-gerakannya dan menganalisa alasan-alasan kemenangan atau kekalahan mereka. Ini disebut 復碁, dan sebagai orang Kristen, kita perlu meninjau kembali keselamatan kita setiap hari untuk melihat di mana dan bagaimana keselamatan itu dimulai.

Dalam permainan Go, ini bukan hanya sekedar mengingat kembali; ini adalah sebuah perjalanan untuk menemukan langkah yang menentukan yang membuat perbedaan antara kemenangan dan kekalahan, dan ini adalah sebuah proses untuk memahami hakikat permainan. Demikian pula, pemulihan rohani seorang Kristen adalah sebuah perjalanan kembali ke kayu salib, momen yang menentukan keselamatan kita.

Di manakah titik awal dari keselamatan kita? Salib. Kita diselamatkan oleh salib Yesus Kristus tanpa jasa, tanpa penganiayaan atau penderitaan. Tetapi sekarang, ketika kita benar-benar memahami makna salib tersebut dan berusaha untuk menjalani kehidupan yang bersatu dengan Kristus, kita pasti mengalami benturan dengan dunia.

Salah satu kata yang perlu diperhatikan dalam ayat 10 dari ayat ini adalah kata Yunani 'henekha' (ἕνεκα), yang memiliki arti ganda yaitu 'karena' atau 'untuk'. Kita dianiaya 'karena' Kristus, tetapi kita juga dianiaya 'karena' kebenaran, yang mengimplikasikan sebuah pilihan aktif, bukan korban yang pasif.

Mari kita kembali ke makna salib, titik awal keselamatan kita, yang bukan hanya sebuah peristiwa historis ; salib merupakan demonstrasi paling dramatis tentang bagaimana kebenaran Allah diperlakukan di dunia ini. Fakta bahwa Yesus Kristus, kebenaran yang sempurna, telah melakukan begitu banyak kebaikan dan pekerjaan yang penuh berkat di dunia ini, namun saliblah yang Ia terima dari dunia, menunjukkan bagaimana pada dasarnya kebenaran dan dunia berbenturan.


Orang-orang kudus yang terkasih, kita telah diselamatkan secara cuma-cuma oleh kasih karunia salib ini, dan sekarang, ketika kita secara mendalam memahami maknanya dan berusaha untuk menjalani kehidupan yang bersatu dengan Kristus, kita dengan sukarela masuk ke dalam jalan salib. Inilah yang dimaksudkan oleh Rasul Paulus saat ia berkata dalam Kolose, “Aku telah menggenapkan di dalam dagingku sisa penderitaan Kristus.”

Inilah esensi dari apa yang disebut dalam nas ini sebagai “penganiayaan karena kebenaran.” Ini bukan sekadar kemalangan atau kesulitan yang tidak disengaja; ini adalah penganiayaan “oleh” dunia yang pasti akan diterima oleh mereka yang mengikuti jalan salib Kristus dari dunia. Ini adalah tanda yang sangat mulia karena kita menerima penganiayaan “karena” Kristus.

Pelajaran 2: Hakikat kebenaran dan keniscayaan penganiayaan

Yesus datang ke bumi untuk menggenapi kebenaran kerajaan Allah. Yesus datang untuk menggenapi kebenaran dan keadilan kerajaan Allah yang telah diberitakan oleh para nabi sejak dahulu kala, kebenaran yang dirindukan oleh Yohanes Pembaptis. Tetapi di sini kita sampai pada sebuah penemuan yang penting. Yesus menghadapi lebih banyak perlawanan, pertentangan, dan penganiayaan daripada siapa pun dalam sejarah kebenaran.

Sama seperti ketika kita menyuntikkan vaksin ke dalam tubuh kita, virus-virus yang sudah ada di dalam tubuh kita akan bereaksi dengan keras, demikian pula ketika kebenaran Allah masuk ke dalam dunia, dunia secara naluriah akan menentangnya, mengapa?

Ya, ini ada hubungannya dengan sifat dunia. Alkitab mengatakan bahwa kita pada mulanya adalah “anak-anak murka”. Itu berarti sifat alamiah kita berorientasi pada arah yang berlawanan dengan kebenaran Allah, jadi ketika kebenaran Allah datang, pasti akan berbenturan dengan sifat alamiah kita.

Rasul Petrus menggambarkan cara orang Yunani diperlakukan di dunia ini sebagai “dianggap aneh.” Kata asli untuk “dianggap aneh” adalah xenizo, yang berarti bukan hanya “memandangmu dengan aneh,” tetapi juga “memperlakukan sebagai orang asing,” memperlakukan sebagai orang asing. Idenya adalah bahwa orang yang benar pasti akan menjadi orang asing di dunia ini.

Para nabi, dengan rasa lapar yang mendalam akan kebenaran Allah, selalu diperlakukan sebagai orang asing: Musa, dengan berbagai mukjizatnya, diperlakukan sebagai orang asing oleh bangsanya sendiri; Elia, dengan seruannya akan kebenaran Allah di tengah-tengah zaman yang penuh dengan kompromi dengan Baal, juga diperlakukan sebagai orang asing.

Yohanes Pembaptis meneruskan semangat para nabi ini, tetapi ia melakukannya di padang gurun, bukan di Bait Allah di Yerusalem. Mengapa padang gurun? Karena Bait Allah di Yerusalem hanyalah formalitas keagamaan, dan kebenaran Allah telah lenyap. Karena itu ia pergi ke padang gurun dan memberitakan: “Kerajaan Allah yang benar sudah dekat.” Dan dengan sangat takjub, datanglah orang banyak yang sangat besar jumlahnya ke padang gurun itu, ke Sungai Yordan, untuk mencari kebenaran.

Dan kepada orang banyak itu datanglah kebenaran yang sempurna, yaitu kebenaran Kerajaan Allah. Itu adalah Yesus Kristus, yang ketika dibaptis oleh Yohanes Pembaptis, berkata, “Demikianlah sepatutnya digenapi seluruh kebenaran” (Matius 3:15). Ini adalah sebuah pernyataan bahwa Ia akan menggenapi kebenaran yang dirindukan oleh para nabi dan Yohanes Pembaptis.

Dan kepada mereka yang mau mengikuti-Nya, Yesus berkata

“Berbahagialah orang yang dianiaya oleh karena kebenaran. Demikianlah juga para nabi sebelum kamu telah dianiaya, karena Kerajaan Sorga adalah milik orang-orang yang demikian, karena itu bersukacitalah dan bergembiralah. Karena upahmu besar di sorga. ”

Ini bukan hanya sebuah penghiburan; ini adalah sebuah pernyataan bahwa kita berada dalam kelas yang sama dengan para nabi, dalam silsilah yang sama dengan para pencari kebenaran.

Pelajaran 3: Makna Mulia dari Penganiayaan yang Diberkati

Sekarang kita dapat memahami mengapa “penganiayaan yang diberkati” itu mulia, yaitu bukan sekadar menderita kesusahan atau kesulitan, tetapi ditempatkan dalam kelompok yang sama dengan para nabi dan mengambil bagian dalam kebenaran Kristus.

Saya pernah menyaksikan seorang koki berbintang tiga Michelin membuat hidangan mie. Ia memetik mie sendiri, membumbui, dan membuat hidangan itu. Dia pikir dia sudah selesai, tetapi kemudian dia menggiling beberapa jamur dan menaburkannya di atasnya. Ternyata, jamur yang ditaburkan di atasnya adalah truffle, yang disebut “triple”.

Saya melakukan riset tentang truffle dan menemukan beberapa fakta yang mengejutkan. Truffle terlihat seperti batu tanah, tetapi harganya mahal, lebih dari 100.000 yen untuk satu kilo. Mereka tumbuh sedalam 30 sentimeter hingga satu meter di dalam tanah tempat pohon ek berada, dan hanya bisa tumbuh dalam hubungan simbiosis dengan akar pohon-pohon ini.

Yang lebih menarik lagi adalah rasanya. Aroma truffle sangat khas sehingga saat pertama kali menciumnya, Anda mungkin akan bingung dengan aromanya yang tidak biasa. Namun, begitu Anda mencicipinya, Anda tidak akan pernah melupakannya. Yang paling menakjubkan adalah sepotong kecil truffle dapat menambah cita rasa yang mendalam pada seluruh hidangan.

Saya belajar sebuah pelajaran dari truffle: ini sangat mirip dengan mengambil bagian dalam penderitaan Kristus. Terlihat seperti batu hitam, dan orang-orang seperti saya dapat menginjaknya, menendangnya, atau hanya berjalan melewatinya, meskipun batu itu berada di tanah.

Dianiaya demi kebenaran mungkin terlihat seperti pilihan yang bodoh di mata dunia, tetapi penderitaan dalam persatuan dengan Kristus menambah rasa yang istimewa dalam hidup kita. Dunia mungkin tidak mengerti dan “menganggapnya aneh”, tetapi orang rohani menemukan kehadiran Kristus dalam keharuman ini.

Sama seperti sepotong truffle yang mengubah hidangan pasta biasa menjadi luar biasa, demikian pula penganiayaan demi kebenaran menambah keharuman yang istimewa dalam hidup kita. Ini bukan hanya parfum yang kita kenakan di luar. Itu adalah keharuman yang memancar dari dalam diri kita karena persatuan kita dengan Kristus, kehadiran Roh Kudus.

Rasul Paulus menggambarkannya sebagai “suatu keharuman yang harum oleh karena Kristus” (2 Korintus 15:15). Hebatnya, keharuman ini semakin kuat di tengah-tengah penganiayaan, karena Yesus Kristus sendiri hadir di tengah-tengah penganiayaan kita karena kebenaran, karena di tengah-tengah penganiayaan kita karena kebenaran itulah kita mengalami persatuan dengan Yesus Kristus.

Itulah sebabnya Rasul Paulus berkata bahwa kesengsaraan menghasilkan ketekunan, ketekunan menghasilkan podium, dan podium menghasilkan pengharapan (Roma 5:3-4). Seperti halnya semakin Anda menghancurkan rempah-rempah, semakin kuat aromanya, demikian pula penganiayaan akan meningkatkan keharuman Kristus di dalam diri kita.

Inilah makna yang lebih dalam dari kalimat, “Berbahagialah orang yang dianiaya oleh karena kebenaran.” Ini adalah bukti bahwa kita mengambil bagian dalam kebenaran Kristus, dan ini adalah sebuah proses yang memperdalam keharuman Kristus di dalam diri kita.


Kesimpulan

Orang-orang kudus yang terkasih, jika Anda hidup oleh dan untuk kebenaran, Anda tidak akan terlepas dari penganiayaan, bukan hanya penganiayaan fisik, serangan, atau rintangan. Diri Anda yang lama, yang mencintai dan mengagumi dunia ini, dapat menjadi penganiaya terbesar Anda. Perhatikan bagaimana murid-murid Yesus mengikuti-Nya ke Yerusalem tetapi tidak pernah sampai ke bukit Golgota. Saya, yang lebih mencintai uang daripada Tuhan, dapat menjadi penghalang besar di jalan kebenaran. Yesus menegur Petrus, “Engkaulah yang menyebabkan Aku jatuh.

Orang-orang kudus yang terkasih, kita yang berkumpul di sini memiliki satu jalan untuk dilalui. Ini adalah sebuah jalan yang sepi, ini adalah sebuah jalan yang tidak dihargai, tetapi ini adalah jalan yang ditempuh oleh para nabi dan rasul yang agung setelah Yesus. Dan Allah telah menempatkan mereka yang mengikuti jalan ini di dalam barisan para nabi. Sungguh suatu kehormatan.

Ingatlah. Ingatlah juga bahwa Yesus, orang benar yang sempurna, menghadapi perlawanan dan penganiayaan terbesar ketika dia hidup di bumi ini. Dan percayalah bahwa melalui penderitaan dan penganiayaan-Nya, Dia mencapai keselamatan yang terbesar. Dan sekarang, ketika kita dipersatukan dengan-Nya, kita memiliki hak istimewa untuk berbagi dalam penderitaan-Nya.

Jadi, penganiayaan adalah sebuah hak istimewa, hak istimewa bagi mereka yang mengikut Kristus. Itu adalah tanda bahwa kita bukan dari dunia ini, bahwa kita 'tidak pada tempatnya' di dunia ini saat kita menghidupi Firman, tetapi itu adalah sebuah hak istimewa yang lebih dari sekadar tanda.

 Penganiayaan demi Kristus menambah keharuman-Nya dalam hidup kita. Hal ini bukan hanya sebuah kesulitan, tetapi sebuah saluran kasih karunia yang menyatukan kita lebih dalam lagi dengan Kristus.

Jadi, kita tidak lagi takut atau malu akan penganiayaan, tetapi kita bersukacita dan bersukacita di dalamnya, karena itu adalah bukti bahwa kita berdiri di barisan para nabi dan di barisan yang mulia dari mereka yang mencari kebenaran Allah. Ini adalah hak istimewa di antara hak-hak istimewa yang hanya dapat dinikmati oleh anak-anak Allah.

조회수 0회댓글 0개

최근 게시물

전체 보기

イエス様の召しと十字架への従順(マタイ16:21-25)

イエス様の召しと十字架への従順(マタイ16:21-25) 先週に引き続き、イエス様の召しに従順する弟子というテーマで説教をします。 今日の説教も1日から3日までの新年聖会の時に4つのシリーズ説教をした中で3番目、4番目の説教をまとめたものですので、より深い内容を聞きたい方は...

イエス様の召しと弟子としての意味(マタイ4:18-22)

イエス様の召しと弟子としての意味(マタイ4:18-22)    はじめに   愛する純福音群馬教会の聖徒の皆さん、新年が始まりました。 神様が送別礼拝の時に私たちに下さった御言葉は、詩篇32篇8節の「 私があなたの行くべき道を示し、あなたを注意し、戒める...

イエスの召しと十字架を背負う(マルコ8:31-38)

イエスの召しと十字架を背負う(マルコ8:31-38) キリストの十字架の本質 苦難と見捨てられることの意味 イエス様の召命は、イエス様の受難宣言とつながります。イエス・キリストは苦難を受け、見捨てられなければならないという宣言です。私たちがよく知っているように、イエス様の受...

コメント


bottom of page